12.4.11

BUDI

Terungkap citra seorang wira,
dari huruf menjadi kata,
dari bebal menjadi bijaksana,
dari putih menjadi warna,
melangkah jauh terasa nyata,
Denganmu, segalanya tidak terasa..

Di saat buntu, dikau membantu,
memberi kasih tanpa jemu,
Ibarat lilin yang menerangi malamku,
tak kira masa, tenaga dan waktu,
kau korbankan segalanya, tanpa memikirkan dirimu,

Sesekali melangkah pasti rebah.
Engkau disana..
menuntun, tanpa lelah,
nasihatmu ku ingat menghilangkan gundah,
agar diriku lebih gagah,
daku pasti tak mungkin mengalah,
ilmu dan pengalaman diberi sudah,
setelah berusaha dan berdoa, terserahlah…

Saat terindah menjadi kenangan,
menggamit seribu satu ingatan,
buat ibu.. ayah… dan teman-teman,
daku kini di perantauan,
hanya doa menjadi sandaran,

Duhai bundaku yang dikasihi,
Buat ayahandaku yang kurindui,
Terimalah kasih dan sayang ku ini,
Lantaran budi yang tidak berperi,
Kerana dirimu aku disini,
menjadi insan yang insani.

Terima kasih.. =)

2 comments:

asip محمد said...

setia dan budi tak dapat dipisahkan.. ibarat menunggu khusnil dan kadri.. kah3

speko said...

ha.. susila dan sastri, nmpak cam len kan?? ghupe2ny, tetap karnivor pemakan manusia.. hehehehe